Saturday, October 18, 2014

Seminar "The Secrets of Mental Math" Excellent Mathematics Parenting

Kemarin saya berkesempatan mengikuti seminar yg diadakan penerbit buku Tiga Raksa dgn tema  "The Seacret of Mental Math" Excellent Mathematics Parenting. Acara yang berlangsung di Hotel Puri Dempasar,Jakarta Pusat ini menghadirkan Ir.Bekti Hermawan Handojo,Mkom, seorang praktisi pendidikan dasar di Rumah Pendampingan Belajar-Eksakta Integra Islamica,Bogor dan observer pendidikan menengah pertama di Islamic Science Mathematics Institute, Malang. Beliau juga pendiri Rumah Akal Foundation. Prestasi yang ernah didapatnya yaitu dua kali Rekoris MURI tahun 2008 bidang pendidikan matematika paling mudah di Indonesia dari Kemenristek RI dan beliau juga penemu metode matematika akhlaq dari Kemenbudpar RI.
 Seminar dibuka dengan penayangan film pendek berdurasi  tujuh menit dengan judul Two Plus Two Equal Five (2x2=5). Sebuah film yang mengatengahkan suasana ruang kelas yang ribut tiba2tiba menjadi sepi ketika guru matematika datang, sang guru langsung menuliskan di papan 2+2=5, dengan suara yig menggelegar sang guru menyuruh murid2 untuk mengikuti omongannya bahwa dua ditambah dua sama dengan lima, ketika ada seorang murid yang protes,gru tersebut langsung memarahinya,dan hingga ada seorang yang berani menumprotes bahwa itu slah yang benar adalah dua tambah dua sama dengan empat,si murid kedua yg memprotes ini lebih berani dari murid pertama, sampi sang guru kesal dipanggilnya beberapa kakak kelas mereka yang telah mempunyai prestasi akademik beramai-ramai mengiyakan sang guru dan mengatakan bahwa dua ditambah dua sama dengan lima, si anak trtap kekeh sampai akhirnya ia dibunuh dan dikeluarkan dari kelas,para murid pun sangat ketakutan dan akhirnya tidak ada yg berani memprotes sang guru. film ini adalah merupakan kritikan terhadap dunia pendidikan bahwa guru telah memayikan daya krtitis anak murid, dimana guru harus dianggap orang yang selalu benar meskipun yang diajarkan itu salah..Guru sangat mempengaruhi murid dalam proses belajar mengajar.
Lalu pak Bekti membuka pernyataan bahwa Metode yang cocok untuk mengajarkan kepada anak,karena sebenarnya matematika itu menyenangkan karena itu yang dibutuhkan pertama kali adalah MENTAL. Jika mental yang kita ajarkan itu kena maka pelajaran matrmatika akan masuk dengan mudah, namun bila tidak maka anak akan membenci matematika selamanya. Fakta di lapangan biasanya pada usia sekolah anak dari TK sampai kelas tiga SD anak biasanya sangat enjoy dalam pelajaran matematika,namun setelah kelas empat ke atas dan seterusnya anak sudah mulai menurun ketertarikannya terhadap pelajaran matematika. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tresebut, diantaranya pengajar yang tidak bisa menyampaikan dengan menarik dan menyenangkan,  lingkungan yang kurang mendukung dari keluarga maupun tempat tinggal, atau kurangnya stimulus dari dan dukungan dari kedua orang tua, sampai kepada kurang kompaknya orang tua dalam mengajarkan anak sehingga anak menjadi kurang perhatian. Pak Bekti juga menjabarkan bahwa matematika sebenarnya bukan hanya mempelajari tentang angka-angka saja atau berhitung yang monoton namun matematika adalah tentang perbandingan; besar- kecil,himpunan;persamaan,bilangan bulat,bilangan negatif,positif,logaritma,aljabar. Karena membuat mental matematika sangat tergantung pada kita, adanya perubahan di dunia adalah masalah perubahan yang didalamnya tidak merubah konsep dasar dari matematika itu sendiri yaitu tentang logi, bernalar, dan menarik kesimpulan.
Agar suksess di dunia persaingan kedepan, seorang anak harus mengaerti tentang geometri, aljabar, statistik, kemungkinan, membangun karakter, bisnis, dan dunia industri dimana natinya anak akan mampu; Memecahkan persoalan, Menjelaskan buah pemikirannya kepada orang lain, Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dari data-data yang tersedia, dan yang terakhir Menggunakan Teknologi modern. Sehingga bila ada sesuatu yang keliru, anak bisa menolak dan bersifat kritis. mental matematika tidak hanya berhitung, dimana sekarang banyak yang mengajarkan matematika hanya berupa trik-trik saja, atau cara cepat untuk menemukan jawaban yang sebenarnya tidak mengajarkan matematika kepada konsep dasarnya. Bukan tidak boleh menggunakannya namun pemakaian trik- trik dan cara cepat harus dilakukan setelah anak diajarkan dulu konsepnya secara keseluruhan, sehingga anak tidak bingung bahkan jenuh, namun dapat lebih aktif dan tertantang dengan soal-saoal matematika. Karena itu ajarkan terlebih dahulu konsep jumlah dimana hanya memerlukan 1-20 untuk mengajarkan dasar matematika dan dalam perkalian hanya diperlukan angka 1,2,5, dan 10.

No comments:

Post a Comment